a. Perancangan
Dalam
merancang sebuah produk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Customer Relationship
Management (CRM) yaitu usaha dalam mendapatkan, menambah dan
mempertahankan konsumen. CRM juga usaha perusahaan dalam mencari target
pasarnya, kepada siapa produknya akan dijual, sehingga perusahaan dapat
merancang seperti apa produk yang ingin ia produksi, mengingat kepuasan
konsumen adalah hal utama dari tujuan perusahaan.
Customer Service
Mangement (CSM) yaitu
usaha perusahaan dalam pengadaan informasi bagi konsumen sekaligus mendapatkan
informasi dari konsumen. Pengadaan informasi bagi konsumen meliputi : produk
apa yang disediakan, jadwal pengiriman, dll. Sedangkan informasi dari konsumen
meliputi : jumlah dari produk yang ingin dipesan, identifikasi produk, kapan
produk ingin dipesan, keluhan atau kritikan. Dengan adanya CSM, maka perusahaan
akan dapat merancang produk yang akan diproduksinya.
Berbagai teknologi informasi digunakan
dalam implementasi CRM. Sebagai contoh, aplikasi Sales Force
Automation (SFA) dapat digunakan untuk mengotomatiskan hubungan antara
para penjual dan pembeli melalui penyediaan informasi produk dan harga (Copra
& Meindl, 2001). Sistem tersebut juga memungkinkan informasi pelanggan dan
produk secara rinci dan real time.
Identification of
Supplier yaitu
mengidentifikasi supplier atau pemasok. Hal ini sangat penting bagi SCM,
pemasok dan pelanggan adalah dua kunci utama dalam sebuah rantai pasokan.
Pemasok yaitu perusahaan eksternal yang berfungsi untuk menyediakan bahan yang
dibutuhkan oleh perusahaan induk (perusahaan kita), pemasok yang kita butuhkan
tidak hanya satu perusahaan tetapi banyak perusahaan, jadi mengidentifikasi
perusahaan yang akan menjadi pemasok sangat diperlukan, karena kondisi dari
pemasok otomatis akan mempengaruhi kondisi perusahaan induk.
b. Pengadaan
Pengadaan
produk meliputi :
Demand Management yaitu usaha
untuk mengetahui kebutuhan produk konsumen. Hal ini berkaitan dengan meramalkan
permintaan konsumen. CPFR ( Collaborative Planning Forecasting and
Replenishment ). Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis
bahan mentah yang harus dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan
mentah tersebut dan waktu yang dibutuhkan untuk proses di manufaktur. Kemudian
barang yang sudah jadi disimpan didalam gudang sampai diorder oleh distributor.
Sistem manajemen permintaan yang baik
menggunakan data point-of-sale dari pelanggan utama untuk
mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan menyediakan aliran yang
efisien sepanjang rantai pasok.
Manufacturing Flow
Management yaitu usaha pengintegrasian permintaan konsumen dengan
kemampuan pemasok. Hal ini diperlukan karena perusahaan harus mampu
mengantisipasi biaya yang akan keluar jika tidak mampu memenuhi permintaan
konsumen, permintaan pasar tidak terpenuhi akan menurunkan kadar kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan.
Dalam ERP terdapat modul manufacturing yang
mencatat aliran produk sepanjang proses manufaktur dan
mengkoordinasikan apa yang dilakukan untuk suatu bagian pada suatu waktu.
Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi.
Pemantauan ini dilakukan untuk memberikan kepastian dalam kelancaran
aliran manufaktur.
Procurement yaitu
usaha pengadaan faktor produksi (modal, tenaga kerja, mesin dan peralatan,
bahan mentah, teknologi informasi). Hubungan baik dengan pemasok pada pengadaan
diperlukan untuk memastikan kelancaran aliran penyampaian produk hingga
konsumen dengan lebih ekonomis. Perusahaan harus mampu berkolaborasi dengan
supplier-supplier yang relevan, melibatkan mereka dalam perancangan produk
baru, mengevaluasi supply risk dan sebagainya.
Manajemen hubungan pemasok merupakan
proses yang menentukan bagaimana suatu perusahaan berinteraksi dengan para
pemasoknya. Fungsi pembelian dikembangkan melalui mekanisme komunikasi yang
cepat seperti electronic data interchange (EDI)
dan jaringan internet
c. Pengendalian
Perusahaan
harus mampu mengendalikan usaha :
Customer Order
Fulfillment (pemenuhan
pesanan pelanggan), maksud pemenuhan pesanan disini yaitu usaha
seorang supply chain manajer dalam mengintegrasikan semua
pasokan yang diperlukan dari proses rantai pasokan, mulai dari pengadaan bahan
dari supplier sampai dengan barang tersebut sampai kepada retailer (pengecer)
dan akhirnya ke konsumen akhir. Hal itu dilakukan dengan tujuan menghasilkan
proses yang lancar dan efisien. Oleh karena itu diperlukan juga hubungan yang
secara ekternal, perusahaan harus mampu berkolaborasi dengan perusahaan pemasok
ataupun retailer. Menjalin hubungan dengan retailer misalnya
tentang data penjualan terakhir serta berapa banyak stock produk yang masih
mereka miliki adalah penting bagi perusahaan.
Sebagai bagian dalam sistem ERP (Enterprise
Resources Planning), modul Order Fulfillment digunakan
untuk memantau siklus pemenuhan pesanan dan merupakan catatan kemajuan
perusahaan dalam memuaskan permintaan. ERP merupakan suatu sistem teknologi
informasi operasional yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari semua
fungsi dalam perusahaan. Sistem ERP ini memantau material, pesanan, jadwal,
persediaan barang jadi, dan informasi lainnya yang ada di perusahaan.
d. Produksi (Manufacturing)
Produksi adalah serangkaian kegiatan proses dalam
memproduksi bahan mentah menjadi produk jadi. Dalam hal ini SCM melakukan
transformasi dari bahan baku menjadi barang setengah jadi kemudian menjadi
barang jadi (comudity).
Hal yang berkaitan :
Outsourching yaitu pengalihan pekerjaan. Pekerjaan perusahaan
induk terbagi atas dua : Core dan Non-Core. Core
competency yaitu pekerjaan yang berkaitan langsung dengan proses produksi
, sedangakan non-core competency yaitu pekerjaan yang tidak
berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga pekerjaan ini dapat
dialihkan ke perusahaan lain. Pengalihan pekerjaan tersebut dilakukan dengan
cara meminjam karyawan dari perusahaan vendor (perusahaan outsourcing),
karyawan tersebut bekerja di perusahaan induk hanya saja karyawan tersebut
berasal dari perusahaan vendor/perusahaan outsourcing/perusahaan pendukung.
Selanjutnya perusahaan induk memberi fee kepada perusahaan
pendukungnya, yang nantinya akan diberikan sebagai upah karyawan outsourcing.
Lean Manufacturing , merupakan proses produksi yang mementingkan
efisiensi dan efektifitas proses produksi. Efisiensi adalah perbandingan antara
biaya dan waktu yang dikorbankan dengan keberhasilan yang dicapai, semakin
kecil waktu dan atau biaya yang dikorbankan maka semakin efisien. Sedangkan
efektifitas yaitu pencapaian target dengan mengandalkan seluruh sarana
prasarana yang telah disediakan sebelummya, jika seluruh sumber daya itu dapat
diandalkan secara keseluruhan maka semakin efektif.
Fleksibilitas, merupakan
kemampuan perusahaan dalam menanggapi perubahan-perubahan ynag mendadak dalam
proses produksi, misalnya perubahan kondisi atau sistem dari pemasok harus
dapat diantisipasi perusahaan dalam mencegah lower capacity (kekurangan
pasokan).
Dalam ERP terdapat modul manufacturing yang
mencatat aliran produk sepanjang proses manufaktur dan
mengkoordinasikan apa yang dilakukan untuk suatu bagian pada suatu
waktu. Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan
teknologi informasi. Pemantauan ini dilakukan untuk memberikan
kepastian dalam kelancaran aliran manufaktur.
e. Pengiriman (Distribusi)
Salah
satu lingkup supply chain yaitu mengirim produk jadi sampai ke
tangan konsumen akhir dengan waktu dan tempat yang tepat. Aktivitas ini dapat
dilakukan sendiri oleh perusahaan atau diserahkan ke perusahaan jasa
transportasi. Perusahaan harus merancang jaringan distribusi yang tepat dengan
mempertimbangkan aspek biaya, aspek fleksibilitas dan aspek kecepatan respon
terhadap pelanggan.
f. Return
Merupakan
proses yang berhubungan dengan jalur pengembalian produk yang tidak sesuai
dengan spesifikasi keinginan konsumen.
http://kelompok1scm.blogspot.com/2011/12/tahapan-rantai-pasok.html