Rancangan Cetak Biru Logistik Difinalkan posted:2010-05-26/05:25:53, Written by Bisnis Indonesia
Selasa, 25/05/2010 Oleh Maria Y.
Benyamin & Raydion Subiantoro Bisnis Indonesia JAKARTA: Rancangan
cetak biru logistik nasional memasuki tahap finalisasi menjadi produk hukum
berbentuk peraturan presiden (perpres). Menteri Perdagangan
Mari Elka Pangestu mengatakan draf itu terlebih dahulu akan dibahas di tingkat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Tujuan akhirnya
adalah perpres dan akan ada tim nasional. Dalam waktu dekatlah [perpres itu
bisa keluar]," katanya, kemarin.
Edy Putra Irawady,
Deputi Menko Perekonomian Bidang Perdagangan dan Perindustrian, membenarkan hal
itu. Menurut dia, pembahasan tersebut tidak berkaitan dengan kajian ulang isi naskah
draf cetak biru logistik nasional.
"Bukan [harus
dibahas lagi], tapi harus dipresentasikan dulu secara terbatas," ujarnya
melalui layanan pesan singkat kepada Bisnis, kemarin.
Cetak biru logistik
nasional memuat arah pengembangan infrastruktur angkutan dan logistik dengan
sasaran terbentuknya infrastruktur logistik nasional yang terpadu dan
terintegrasi dengan jaringan Asean maupun global pada 2025.
Edy menambahkan
pihaknya akan melakukan presentasi di rapat kabinet terbatas terkait dengan isi
cetak biru logistik nasional.
"Kemenko yang
akan menjelaskan pokok-pokok dan urgensinya [dari cetak biru logistik]."
Rekomendasi Pengembangan Infrastruktur Logistik
Pelabuhan laut Jangka
pendek-menengah: (1) Hingga 2014 mengandalkan Pelabuhan Singapura dan Tanjung
Pelepas Malaysia untuk hubinternasional; (2) Mengembangkan 25 pelabuhan
internasional Pelabuhan udara Mengembangkan
setidaknya lima bandara internasional dengan meningkatkan fasilitas penanganan
kargonya sebagai hub, yaitu bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, Manado dan
Denpasar Transportasi darat
& intermoda Pembenahan
konektivitas sistem transportasi (sistem transportasi intermoda), terutama yang
mencakup akses ke pelabuhan, bandara, pergudangan dan pusat-pusat industri
tertentu Pergudangan Dalam 5 tahun
terbangun pergudangan di sentra-sentra logistik nasional di dekat pelabuhan,
bandara, stasiun kereta api, kawasan Industri Sumber: Diolah dari
draf Cetak Biru Penataan dan Pengembangan Sektor Logistik Indonesia
Selain cetak biru
logistik nasional yang dikembangkan Kementerian Perdagangan, ada lagi satu
konsep cetak biru multimoda yang dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan.
Cetak biru multimoda
mempunyai tiga sasaran periode, yaitu 2015 berupa integrasi sistem transportasi
nasional, 2019 terbentuknya jejaring logistik Asean, dan 2025 tergabung dengan
jejaring logistik global.
Anwar Sata, Wakil
Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut dan Kepelabuhanan Kadin Indonesia, menilai
kedua cetak biru nasional itu menjadi tulang punggung untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelayanan logistik nasional.
Namun, menurut dia,
tanpa payung hukum yang jelas keduanya tidak bisa dijalankan. "Perlu
political will pemerintah untuk memangkas biaya tinggi logistik nasional."
Anwar menilai terjadi
kesenjangan kondisi antara pelayanan pelabuhan ekspor-impor dan angkutan
domestik.
Dia mencontohkan
kondisi infrastruktur kepelabuhanan di kawasan timur Indonesia (KTI) terutama
untuk melayani angkutan kargo domestik. "Sebagian besar memiliki
produktivitas rendah, sehingga biaya angkutan di kawasan itu membengkak secara
signifikan."