APEC Economies Project, Melbourne posted:2011-06-30/04:19:41, Written by Didiet Hidayat, Executive Board ALI
ASOSIASI LOGISTIK
INDONESIA DI 1ST WORKSHOP APEC ECONOMIES PROJECT, MELBOURNE
Asosiasi
Logistik Indonesia (ALI) sebagai asosisi profesi dalam bidang Supply Chain
& Logistics Management (SC&LM) di Indonesia kembali mendapat kehormatan
diundang sebagai wakil dari Sektor Industri di Indonesia dalam acara “1st
Workshop of Compendium of Best Practises and Benefits of National Logistics
Association in Selected APEC Economies Project” dari tanggal 5-7 April 2011
lalu di Melbourne, Australia beserta perwakilan dari Kementerian Perdagangan dan
Perhubungan Republik Indonesia.
Workshop
ini merupakan satu dari tiga rangkaian yang direncanakan merupakan bagian dari
action plan dalam kerangka APEC Supply Chain Connectivity Framework yang
bertujuan untuk:
(1)Meningkatkan
kolaborasi antara instansi pemerintah dan industri terkait, Logistik Rantai
Pasok(Supply Chain Logistics), transportasi
dan konektivitas infrastruktur guna meningkatkan transparansi regulasi serta
peningkatan daya saing negara.
(2)Pengembangan
generic template national logisitics association guna pengembangan asosiasi
logisitik berbasis industri.
Dalam
presentasinya, Asosisasi Logistik Indonesia (ALI) yang diwakili oleh Mahendra
Rianto sebagai Executive Board ALI, menyampaikan fakta tentang geografis dan
demografis Indonesia yang menjadikan penanganan Logistik dan Supply Chain di
Indonesia menjadi unik dan berbeda dibanding dengan negara manapun di wilayah
Asia Pasifik. Juga dipaparkan bahwa Indonesia telah memiliki Cetak Biru
Logistik Nasional yang pada saat ini telah memasuki babak penyusunan
derivatifnya di Kementrian terkait dan tetap mempunyai “benang merah” dengan
Cetak Biru awal yang menetapkan visi logistik Indonesia sebagai : “Locally
integrated, Globally connected” in the year of2025.
Keunikan
inilah yang membuat penangan Logistik dan Supply Chain menjadi lebih kompleks
serta membutuhkan tingkat integrasi antar “Policy maker”, “Industry” dan “Stakeholder”
yang tinggi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Disampaikan
pula bahwa, keterlibatan ALI sebagai organisasi profesi nirlaba yang telah
berkiprah sejak berdirinya di tahun 2003, terhadap pengembangan sumber daya
manusia, nara sumber bagi pembuat keputusan serta perumus awal Cetak Biru
Logistik Nasiional Indonesia akan terus berlanjut, sepanjang negara membutuhkan
keahliannya. Disamping itu, bersama dengan stakeholder lainnya, ALI akan
menjadi bagian dari “Presure Group” terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah
yang belum masuk dalam koridor yang telah ditetapkan bersama.
Sebagai
asosiasi profesi di industri Logistik dan Supply Chain, ALI (www.ali.web.id)telah melakukan aktivitas dan kegiatan, baik
yang dilakukan sendiri atau bersama dengan stake holder lainnya, seperti
kampanye untuk meningkatkan kesadaran atas logistik dan industri jasa logistik
melalui website, milis, social media, gathering, training untuk meningkatkan
skill, bahkan menyelenggarakan kegiatan konferensi berskala nasional tahunan
dengan menggandeng ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder seluruh Indonesia, d/h
GAFEKSI).
Lebih
lanjut lagi, Mahendra menyampaikan bahwa Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) juga
berperan aktif dalam pengembangan kualitas SDM di bidang Logistik dan Supply
Chain dengan menyelenggarakan pendidikan sertifikasi profesi bernama Sembada
Pratama (www.sembadapratama.com) sebagai
The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia untuk menjawab
tantangan regional dan global dalam penyediaan SDM Logistik dan Supply Chain yang
berstandar internasional.(Didiet
Hidayat/Relation Dept-Asosiasi Logistik Indonesia).