JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia menyatakan
pememahan nilai tukar rupaih terhadap dolar AS memicu peningkatan ongkos
logistik terutama biaya kepelabuhanan sebesar 10%.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita
mengatakan biaya kepelabuhanan di Indonesia terasa makin berat karena
menggunakan mata uang dollar AS.
“Dampaknya di sektor logistik sebenarnya di biaya
pelabuhan yanh naik soalnya di-charge-nya pakai US$,” katanya kepada Bisnis,
Selasa (3/12).
Untuk itu, Zaldy mendesak pemerintah mengubah
kebijakan penggunaan mata uang asing dalam pembayaran jasa kepelabuhanan.
Secara keseluruhan, paparnya, biaya pelabuhan berkontribusi sebesar 3% - 5%
terhadap biaya logistik.
Selain biaya pelabuhan, imbuhnya, hal lain yang
mengalami dampak kenaikan harga dolar AS yakni biaya suku cadang kendaraan yang
rata-rata didatangkan dari luar negeri. Zaldy memaparkan terjadi kenaikan
sekitar 2% untuk biaya pembelian suku cadang.
Sementara itu, Managung Director PT. Tiki Jalur
Nugraha Ekakurir (JNE) Johari Zein menyatakan pelemahan rupiah terhadap dollar
AS tidak terlalu berdampak terhadap perseroan.
Selama ini, lanjutnya, JNE melayani jasa pengiriman
barang dengan porsi 90% di dalam negeri.
“Revenue [pendapatan] dalam rupiah, cost [biaya
operasional] juga, jadi tidak terlalu berdampak,” ujarnya.
Namun, dia menyatakan pihaknya tetap membutuhkan
strategi khusus untuk berekspansi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS.
Menurutnya, ongkos ekspansi JNE bisa lebih besar
dibandingkan dengan estimasi yang dibuat sebelumnya.
Semula, JNE menggelontorkan dana sebesar Rp. 500
miliar dalam 5 tahun ke depan guna membangun gedung, penambahan alat berupa
scanner, X-ray serta beberapa alat lain. Sebagian besar alat itu harus
didatangkan dari luar negeri, sehingga kenaikan harga dolar AS sangat berdampak
ke kas perusahaan.
Untuk itu, Johari berusaha memilih waktu yang sesuai
guna merealisasikan rencana ekspansi. Mengurangi jumlah pembelian alat,
paparnya, bukan opsi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Dia juga menegaskan tidak bisa menunda rencana
ekspansi itu karena barang itu bakal digunakan pada 2015 guna memenuhi standar
operasi dan layanan. Dia mengharapkan nilai tukar rupiah tidak akan melewati
harga Rp. 12.000 per dolar AS.
Johari berencana menggunakan dana internal sebagai
sumber paling besar untuk membiayai ekspansi dalam 5 tahun ke depan didukung
dengan pinjaman dari bank.