Frost & Sullivan memprediksi industri logistik
nasional bisa tumbuh 14,7 persen, dari Rp 1,6 triliun di tahun 2013 menjadi Rp
1,8 triliun pada tahun ini. Yang menjadi faktor pendorong adalah pertumbuhan di
sektor jasa dan konsumsi rumah tangga.
“Konsumsi domestik selama ini telah mendorong
pertumbuhan (ekonomi) Indonesia, yang berkontribusi lebih dari 50 persen dari
PDB negara,” terang Gopal R, Global Vice President Transportation &
Logistics Practice Frost & Sullivan, di Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang diprediksi
sedikit melambat di tahun ini, tapi tetap saja angkanya di atas lima persen.
Gopal berujar, pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong peningkatan
konsumsi, sehingga akhirnya berimbas pada tumbuhnya volume perdagangan. Hal itu
lalu berdampak ke industri logistik, yang berperan menyampaikan barang dari
tangan produsen ke konsumen. Disebutkan pula, meningkatnya jumlah masyarakat
kelas menengah mendorong pertumbuhan permintaan barang.
Berdasarkan kondisi yang demikian, Frost &
Sullivan memprediksi industri logistik nasional bakal tumbuh menjadi Rp 1,8
triliun. Bila dirinci, Gopal menuturkan, pengiriman logistik lewat laut bisa
mencapai 1,04 miliar ton tahun ini. Ada kenaikan 4,3 persen dari tahun 2013.
Sedangkan pengiriman kargo melalui kereta api ditaksir tumbuh 8,5 persen
menjadi 25,5 juta ton. Untuk pengiriman logistik lewat udara meningkat lebih
tinggi sebesar 15,3 persen atau mencapai 1,34 juta ton pada tahun ini.
Dalam kesempatan yang sama, Zaldy Ilham Masita,
Presiden Asosiasi Logistik Indonesia, menuturkan, pertumbuhan
perusahaan-perusahaan di industri logistik memang cukup besar dari tahun ke
tahun. “Saya rasa kalau pertumbuhan 15 persen setiap tahun itu sudah bagus.
Makanya banyak perusahaan asing mau masuk ke Indonesia karena melihat
pertumbuhannya yang sangat bagus,” ucap dia. (EVA)