Di tengah
resistensi yang begitu kuat dari sejumlah pihak membangun Pelabuhan New Priok
terus berlanjut. Perkembangan proyek terminal kontainer 1 di Phase pertama
sudah mencapai 58%
Proyek New Priok di Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta
Utara, terdiri dari dua phase, phase pertama terdari dari lima terminal. Terdiri
dari tiga terminal kontainer dan dua terminal multipurpose, sementara di phase
dua, ada lima terminal kontainer. Semua phase tersebut ditargetkan selesai
tahun 2025.
Corporate Secretary PT. Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) II Rima Novianti menjelaskan, meski ada resistensi sejumlah pihak
tentang Proyek New Priok adalah hal yang wajar. “Jadi kalau hitungan secara
keseluruhan pembangunan New Priok, tentu progress kami baru beberapa persen. Tapi
kalau hitungan pembangunan terminal pertama di phase satu tentu progresnya di
atas 50% atau 58%,” ujar Rima kepada Jurnal Maritim di Jakarta, Rabu (2/4).
Berbeda dengan terminal pelabuhan lainnya, khususnya
di New Priok, Pelindo II akan menerapkan sistem Eco-Green Port (pelabuhan
hijau). Penerapan sistem ini akan menjadi salah satu persyaratan kepala calon
operator terminal kontainer. Dengan penerapan sistem tersebut, setiap
infrastruktur yang digunakan harus hemat bahan bakar dan hemat energi. “Apapun
energi yang dipakai baik solar maupun listrik konsumsinya harus lebih efisien,”
jelas Rima.
Adapun untuk transportasi di area pelabuhan, kata
Rima, seperti kendaraan truk pengangkut kontainer tidak boleh menciptakan
polusi, minimal mereka memakai bahan bakar solar standar Euro V. Di Eropa sendiri,
armada truk sudah memakai bahan bakar level Euro VI. Pasalnya, menurut Rima,
jika tidak diberikan syarat tersebut, saat ini truk yang berlalu lalang di
Tanjung Priok masih menggunakan bensin Euro IV bahkan Euro III. Emisi gas
buangnya masih melanggar batas toleransi.
Selain itu, sistem transportasi dan alat, Pelindo
juga akan menyediakan pengelolaan listrik di dermaga. Pola kerjanya ketika
kapal sudah bersandar para kru harus mematikan mesin. Sementara kebutuhan
listrik guna operasional AC dan alat kelistrikan lainnya menggunkan pasokan
listrik dari dermaga. Selama ini, kapal bersandar mesinnya tetap hidup agar
sistem kelistrikan tetap menyala. Gas buang maupun tumpahan oli atau ceceran
bahan bakar dari mesin kapal menimbulkan polusi di sekitar pelabuhan.
Meski demikian, Pelindo II tidak menyatakan
alternatif bahan bakar selain BBM standar selain BBM standar Euro V maupun
listrik yang bisa dipakai dengan sistem Green Port. Tapi bisa dibayangkan
penghematan serta penurunan emisi yang dihasilkan dari sistem Green Port. Tapi bisa
dibayangkan penghematan serta penurunan emisi yang dihasilkan dari sistem Green
Port ini. Setiap hari akan ada ribuan truk container mondar-mandir memakai
bahan bakar gas (compressed natural gas/CNG) atau dibangin mini pembangkit
listrik tenaga gas untuk memasok listrik ke kapal yang lagi ditambat di Priok.
Lebih lanjut, pihak Pelindo II mengungkapkan,
pembangunan terminal kontainer di phase I yang memiliki panjang 400 meter ini,
terhitung sebagai pembangunan dermaga paling cepat. Hal ini karena para
kontraktor menggunakan sistem paling bukan reklamasi. Selain itu, proses lain
yang membuat lebih cepat adalah bahan material hasil pengerukan yang mencapai
jutaan kubik di terminal kontainer satu yang tidak dibaung keluar namun
digunakan lagi untuk proyek terminal 2 dan terminal 3 nantinya.
“Jika dibuang keluar bahan material yang mencapai
jutaan kubik tersebut, tentu akan membutuhkan biaya banyak. Selain itu, bahan
material hasil pengerukan cukup bagus sehingga tidak perlu dibuang,” jeasl
Corporate Secretary Pelindo II.
Intinya, kata Rima, jika ada beberapa pihak
menyatakan proyek New Priok baru sebatas tiang pancang itu memang benar, tapi
mengacu pada Peraturan Presiden tentang Pembangunan New Priok para terminal 1
targetnya harus selesai di tahun 2014.
“Peraturan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2012, adalah
patokan waktu kerja dalam pembangunan New Priok. Jika tidak berpatokan pada
perpres tersebut justru dikhawatirkan waktu pengerjaannya menjadi tidak jelas,”
katanya.
Sedangkan untuk pembanunan terminal kontainer
selanjutnya, lanjut Rima, baru akan dilaksanakan setelah terminal satu
volumenya atau kapasitasnya terisi 75%. Kendati demikian, proses pra
building-nya sudah terlaksana.
“Sebelum membangun terminal dua, dilihat dulu
marketnya. Jika terminal satu sudah dibangun dan sudah ada costumernya, kita
pikirkan lagi siapa yang nanti mengisi di terminal dua,” tuturnya.
Terkait operator yang akan mengelola pelabuhan New
Priok, ujar Rima, sebenarnya Pelindo II bisa mengoperasikan sendiri, dan tidak
melibatkan asing. Hanya saja dibutuhkan waktu lama guna mempersiapkan sumber
daya manusianya, agar New Priok bisa sesuai dengan standar internasional
seperti Port of Singapore, Port of Hongkong, dan Port of Rotterdam.
Alasan tersebut, bukan berarti Pelindo II tidak
mementingkan kepentingan pemain lokal karena jangan sampai Pelindo II
memprioritaskan kepentingan lokal tetapi pelabuhannya justru mati. Pasalnya,
mau tidak mau suka atau tidak suka dalam suatu perdagangan tidak boleh ada
batasan.
“Selama ini, di Indonesia tidak banyak pelabuhan
yang mengikuti standar Internasional, hanya ada beberapa pelabuhan besar
seperti Belawan, Priok, Makassar, dan Tanjung Perak. Dan, Priok sendiri belum
semua modern baru di terminal Koja dan JICT,” beber Rima yang pernah berdinas
di JICT ini.
Rima menambahkan, kehadiran New Priok dengan
kapasitas tampung kontainer cukup besar, serta kapal bisa masuk diharapkan
kapal-kapal yang tujuannnya ke Indonesia namun transit di Singapura bisa
langsung ke New Priok. Selama ini Singapura salah satu market tersebut adalah
Indonesia.
Dengan adanya, New Priok orang ada alternatif, tidak
melulu ke Singapura pun tidak erlu khawatir karena kalaupun customernya
berkurang, tetap New Priok tidak bisa dibandingkan dengan Singapura yang
kapasitasnya mencapai 25 juta TEUs, semetara New Priok hanya 9 juta TUEs.
“Kalau untuk mengejar tidak mungkin, karena
Singapura sudah jauh. Tetapi, perdagangan kan terus berkembang, lebih New Priok
dan Sinagpura kerja sama karena Singapura sendiri sudah tidak mungkin adanya
perluasan pelabuhan,” katanya.
Ia menegaskan, New Priok bukan pelabuhan baru
melainkan hanya ekstensi dari yang ada sekarang, ini perlu untuk back up pertumbuhan
barang karena ada meningkatnya konsumsid dan jumlah penduduk di Indonesia. “Untuk
membangun pelabuhan baru, kita harus tidak bisa memikirkan untuk 10 hingga 20
tahun ke depan, melainkan 150 tahun ke depan,’ ujarnya.
Isu Jadwal
Mundur
Saat ditemui terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik
Indonesia (ALI) Zaldy Masita mengatakan ada dua informasi yang berbeda tentang
progress New Priok, pihak Pelindo II menginformasikan ke dirinya perkembangan
terminal phase 1 sudah mencapai 45%. Namun dalam acara Round-table Discussion “Membangun
Sistem Logistik Berwawasan Kerakyatan” di Ruang Auditorium Gd. CCM Cikini Raya,
20 Maret 2014, Direktur Utama Pelindo II RJ. Lino menyampaikan perkembangan
phase 1 New Priok sudah di atas 50%. Kalangan logistik khawatir proyek tersebut
molor dari jadwal.
Akan tetapi, menurut Zaldy, informasi dari pekerja
yang mengerjakan New Priok bahwa phase 1 baru sekitar 17%. Informasi itu
menyebutkan di area phase 1 baru dipasang tiang-tiang pancang penyangga beton. Padahal
seharusnya Pelindo II konsisten dengan rencana awal New Priok, yang menyatakan
pembangunan phase 1 New Priok selesai pada tahun 2014, bukan malah dimundurkan
hingga 2017. Pasalnya, hal tersebut tentu saha akan membuat kondisi pelabuhan
Tanjung Priok semakin berat.
“Jika begini terus, kegiatan bongkar muat lebih baik
dipindahkan ke pelabuhan Tanjung Mas (Semarang), atau pelabuhan Tanjung Perak
(Surabaya). Karena pada Lebaran tahun lalu mengalami stagnasi sampai 10% dan
sekarang terus berkembang hingga 30%,” tukas Zaldy menambahkan.
Sedangkan terkait operator yang nantinya akan
mengelola New Priok, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang
mengatakan, tidak masalah siapapun boleh menjadi pengelola New Priok asalkan
bisa mendatangkan market.
“Salah satu, poin penting menjadi operator pelabuhan
dari lokal maupun asing harus bisa mendatangkan market,” katanya. (Ika/Damar)