News Detail
Fakta-Fakta Terkini Seputar \'Kiamat\' Kontainer, Simak Ya..

Emir Yanwardhana, Cnbcindonesia.com, Selasa 30 November 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - yang disebabkan 'kiamat kontainer'. Hal ini terjadi karena permintaan dan pasokan global terganggu akibat pandemi, sehingga mengacaukan pengiriman kapal atau ruang kontainer.

Pimpinan negara hingga Menteri juga sudah menyebut bahwa hal ini dapat menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan. Namun solusi penyelesaian belum bisa dimitigasi cepat karena bergantung pada perusahaan perkapalan (shipping line) asing.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Riyanto mengatakan, ongkos angkut kargo atau freight naik mencapai 300% pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya.

Dia mencontohkan ongkos angkut dari Semarang menuju Amerika Serikat berada pada kisaran US$ 20 ribu per kontainer, sementara ke Eropa US$ 14 - 16 ribu per kontainer, selanjutnya ke Australia mulai daru US$ 4.000 - US$ 6.000 per kontainer.

"Sebelumnya hanya sepertiga itu harganya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia.

Eksportir lalu mengungkapkan bahwa banyak kontainer kosong dikirimkan ke luar negeri, sehingga membuat pelaku usaha kesulitan melakukan pengiriman.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur menjelaskan, kontainer yang tersedia banyak dimiliki perusahaan pelayaran asing. Sementara ruang kontainer saat ini terbatas karena banyak peti kemas kosong ditarik oleh pemiliknya di luar negeri.

"Pemilik kontainer itu adalah perusahaan asing, kalau mereka butuh kontainer, maka akan diambil saja, seperti Cosco mereka pasti membuat prioritas untuk pelanggan mereka saja," kata Abdul kepada CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021).

Selama pandemi banyak rantai pasok terkendala, sehingga berdampak pada pasokan kontainer yang terbatas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini berimbas pada kenaikan biaya jasa pengiriman dengan kontainer yang menekan dunia usaha.

"Sejauh yang saya lihat ini sedang bergerak pada keseimbangan baru, artinya harga ini nggak mungkin turun," kata Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi, kepada CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021).

 

Dalam Negeri Kena Imbas

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, akibat kelangkaan kontainer yang terjadi pada banyak negara, juga berdampak pada perdagangan dalam negeri.

Menurutnya, setidaknya hal ini sudah terjadi sejak kuartal II-2021, ketika biaya jasa pengiriman kontainer sudah terpantau naik.

"Awalnya belum berdampak, tapi di kuartal II tahun ini sudah berdampak pada harga kontainer domestik," terang dia dalam webinar Indef, Rabu (24/11/2021).

Dia menyebut kenaikan harga pengiriman kontainer dalam negeri ke Sumatera naik 30%, khususnya ke Medan melonjak 40%, sementara Indonesia bagian timur naik 15%.

Selain sulit mendapatkan ruang kontainer, kenaikan harga pengiriman jalur laut ini disebabkan harga bahan bakar yang naik, di mana biaya bunker meningkat dari perhitungan dari US$ 600 menjadi US$ 1.200. Selain itu ada ada kenaikan dari biaya pemeliharaan seperti suku cadang yang semakin mahal karena impor.

 

Sumber:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20211130100324-4-295388/fakta-fakta-terkini-seputar-kiamat-kontainer-simak-ya


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved