Gloria Fransisca K. Lawi, Bisnis.com, Jumat 12 Mei 2017
Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengapresiasi hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan pada kuartal I pertumbuhan transportasi dan logistik meningkat 5,01%, lebih tinggi ketimbang kuartal pertama tahun lalu yang tumbuh 4,92%.
Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum ALI, mengatakan prediksi BPS sama dengan prediksi organisasi yang dipimpinnya bahwa pertumbuhan transportasi dan logistik tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu.
"Yang meng-drive pertumbuhan logistik [khususnya] adalah e-commerce dan infrastruktur, serta kelihatan pula dampak dari PLB [pusat logistik berikat]," kata Zaldy kepada Bisnis pada Jumat (12/5/2017).
Bisnis mencatat selama setahun terakhir, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah jasa kemasyarakatan (0,42% poin), transportasi, pergudangan dan komunikasi (0,27% poin), pertanian (0,12% poin), dan Industri (0,07% poin).
Sementara sektor-sektor yang menurun adalah Konstruksi (0,64% poin) dan Perdagangan (0,25% poin).
Transportasi dan pergudangan masuk dalam tiga besar lapangan usaha yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I. Pasalnya pertumbuhan tertinggi dari sektor informasi dan komunikasi (9,10%).
Diikuti jasa lainnya (8,01%), dan ketiga adalah jasa transportasi dan pergudangan (7,65%). BPS optimistis sampai dengan triwulan kedua, lapangan usaha transportasi dan pergudangan masih akan menduduki peringkat pertama.
"Bila pemerintah bisa menurunkan biaya logistik, yang dilakukan BUMN dan Kementerian Perhubungan di pelabuhan dan bandara, pertumbuhan logistik bisa membaik," ujar Zaldy.
Terkait dengan pergudangan, Bisnis mencatat Indonesia sudah memiliki 34 PLB dengan berbagai komoditas. Adapun 34 PLB itu ada di 42 lokasi yang baru tersebar di Sumatra, Jawa, dan Kalimatan. Nantinya PLB menyusul di Sulawesi dan Papua untuk industri minyak dan gas.
Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mendorong semua provinsi menyediakan kawasan pusat logistik. Alasannya, dengan PLB maka proses clearance hanya 1,8 hari jika dibandingkan tanpa PLB bisa mencapai 3 hingga 4 hari di bandara atzu pelabuhan.
Oleh sebab itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan PLB semakin berkembang untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Pasalnya saat ini peminatnya juga banyak, salah satunya adalah Cikarang Dry Port (CDP) sebagai kawasan untuk komoditas kapas.
Menurut Menko Luhut PLB sekarang memiliki banyak peminat. Misalnya, kapas sudah pindah dari Singapura ke Cikarang Dry Port.
Sumber:
http://industri.bisnis.com/read/20170512/98/653091/pertumbuhan-logistik-naik-ali-apresiasi-plb-e-commerce