Hadijah Alaydrus, cnbcindonesia.com, Kamis 22 Februari 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan biaya logistik nasional bisa turun dari 14,29% pada 2022, menjadi 8% pada 2045. Hal ini diungkapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, dikutip Kamis (22/2/2024).
Airlangga menjelaskan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar, sangat membutuhkan infrastruktur konektivitas seperti jalan, pelabuhan, dan bandara dimana kehadiran infrastruktur ini dapat membuat biaya logistik lebih efisien. Efisiensi biaya logistik mejadi sangat penting untuk mendongkrak daya saing investasi di Indonesia.
"Tahun lalu bersama Menteri Bappenas dan Kepala BPS telah meluncurkan biaya logistik nasional, yang angkanya di tahun 2022 sebesar 14,29%. Kemudian kita mendorong agar sepuluh tahun ke depan bisa mendekati single digit dan di 2045 targetnya adalah 8%," ujar Airlangga.
Oleh karena itu, dia menegaskan pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kinerja logistik melalui berbagai kebijakan, salah satunya melalui implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi sistem informasi antar instansi dan pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional.
Secara umum, progres capaian rencana aksi NLE hingga 31 Desember 2023 melalui Instruksi Presiden RI (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 telah berjalan dengan lancar. Keberadaan NLE telah berkontribusi dalam mendukung proses logistik nasional melalui langkah terobosan pada layanan SSm, SP2 online, dan DO online.
"Kemudian sesuai dengan Inpres 5 tahun 2020, Kementerian Perdagangan salah satu tugasnya ada integrasi pelaporan perdagangan antar pulau melalui sistem INSW. Saat ini Kementerian Perdagangan juga sedang merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 92 Tahun 2020 yang tentu akan mengakomodasi perbaikan yang pro bisnis dan diharapkan ini bisa meningkatkan efisiensi kita," kata Airlangga.
Selain itu, dengan memperhatikan kondisi dan dinamika yang terjadi baik dalam lingkup global maupun domestik, Airlangga mengatakan bahwa perlu untuk dilakukan penguatan penataan logistik nasional untuk mencapai target efisiensi dan penurunan biaya logistik nasional di tahun 2045.
Hal ini bisa dicapai melalui penguatan NLE dan perluasan digitalisasi kegiatan logistik di luar pelabuhan, penurunan biaya logistik melalui standarisasi layanan logistik, serta penguatan infrastruktur dan konektivitas melalui re-engineering jaringan pelayaran domestik dengan hub and spoke, dan pengembangan pusat logistik sebagai agregator komoditas unggulan daerah.
"Perbaikan sistem logistik ini juga Indonesia sedang memperhatikan untuk bergabung dan mempelajari Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) untuk memperluas fokus pasar di Amerika Selatan dan Amerika Tengah," pungkas Menko Airlangga.
Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20240222082514-4-516608/jokowi-target-biaya-logistik-turun-jadi-8-di-2045