FER, Kompas, Kamis 2 Februari 2017
JAKARTA, KOMPAS – Percepatan pembangunan pelabuhan pengumpul internasional Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dinilai dapat memperkuat daya saing Indonesia dan mengefisienkan biaya logistik. Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan kelas dunia juga menjadi wujud kebijakan poros maritime pemerintahan Presiden Joko Widodo dan pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa.
Hal itu disampaikan sejumlah pelaku usaha di Jakarta, Rabu (1/2). “Kalau Kuala Tanjung menjadi pelabuhan pengumpul internasional, jelas itu lebih efisien karena pengiriman barang dapat dilakukan secara langsung,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman.
Sebaliknya, jika Kuala Tanjung tidak dikembangkan sebagai pelabuhan pengumpul internasional, kata Adhi, barang-barang yang akan diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, harus bongkar muat dua kali. Barang-barang harus diangkut dengan kapal-kapal kecil dari Kuala Tanjung ke pelabuhan Tanjung Priok.
Di Tanjung Priok, barang-barang harus dibongkar dan diangkut ke kapal induk. “Itu kalau barang datang tepat waktunya. Kalau tidak, harus sewa tempat penyimpanan atau sewa gudang lagi,” katanya.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (PT BGR), BUMN yang bergerak di bidang usaha jasa logistik dan pergudangan, Ruli Adi mengatakan, Kuala Tanjung sebagai pelabuhan bertaraf internasional tidak hanya meningkatkan daya saing dan daya tarik kawasan ekonomi khusus (KEK). Namun, Kuala Tanjung juga meningkatkan daya saing Indonesia.
“Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional harus terintegrasi dengan KEK Sei Mangkei,” kata Ruli.
Daerah di sekitar Pulau Sumatera juga dapat memanfaatkan pelabuhan Kuala Tanjung. Jika tidak terintegrasi dengan Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei sulit memiliki daya tarik dan daya saing.
INVESTASI
Direktur Utama PTPN III Elia Massa Manik mengatakan, PT Kawasan Industri Nusantara (PT Kinra)-anak usaha PTPN III- mengelola KEK Sei Mangkei. Keberadaan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional dapat menarik investor sehingga diharapkan lebih banyak investasi yang masuk.
Saat ini, kata Elia Massa, sudah ada beberapa investor besar yang masuk ke KEK Sei Mangkei, antara lain PT Unilever Oleochemical Indonesia. PTPN III juga membangun pabrik pengolahan kelapa sawit sebagai upaya hilirisasi industri di KEK Sei Mangkei.
Transportasi barang dari KEK Sei Mangkei ke pelabuhan Kuala Tanjung sudah dilengkapi dengan jalur kereta api. Adapun akses penghubung akan didukung Tol Trans-Sumatera.